Jumat Curhat, Kapolres Kebumen : “Semua Wajib Peka Terhadap Stunting”

Polres Kebumen.Sinyalnews.com – Masalah stunting menjadi perhatian Polres Kebumen. Hal ini diungkapkan Kapolres Kebumen AKBP Burhanuddin saat “Jumat Curhat” di Desa Wonosari, Kecamatan/Kabupaten Kebumen agar semua peka terhadap hal yang menjadi perhatian Pemerintah ini.

“Kita sebagai aparatur Pemerintah diharuskan untuk mendukung program Pemerintah, salah satunya adalah pencegahan stunting. Kami Polres Kebumen akan selalu mendukung program tersebut dengan selalu hadir dalam kegiatan kesehatan oleh masyarakat,” jelas AKBP Burhanuddin didampingi para PJU Polres, Jumat (24 Februari 2023).

Istilah stunting mungkin masih terdengar asing di telinga sebagian orang. Padahal, masalah kesehatan satu ini cukup umum terjadi di Indonesia.

Bahkan, stunting sendiri pernah menjadi masalah yang mendapat perhatian khusus dari Kementerian Kesehatan lewat kampanye bertajuk ‘Melawan Stunting’.

Secara umum, pengertian stunting adalah salah satu penyakit kronis yang memengaruhi faktor pertumbuhan anak. Lantas, penyakit seperti apa stunting itu dan apa penyebabnya sehingga Polri juga dilibatkan untuk penanganan masalah ini?

Baca Juga :  Kapal Ferry Tujuan Bakauheni Terbakar, Penumpang Panik Berusaha Loncat Ke Laut

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.

Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.

Tidak jarang, masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan. Faktanya, faktor genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan. Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun.

Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi Balita stunting sebesar 24,4% pada 2021.

Baca Juga :  Desa Panisian Maos Menghadiri Test Tertulis Pengisihan Perangkat Desa  

Artinya, hampir seperempat Balita Indonesia mengalami stunting pada tahun lalu. Namun demikian, angka tersebut lebih rendah dibanding 2020 yang diperkirakan mencapai 26,9%.

Dalam upaya penanganan stunting di Indonesia, pemerintah sendiri sudah menargetkan Program Penurunan Stunting menjadi 14% pada tahun 2024 mendatang.

Berikut ini adalah 3 upaya yang harus dilakukan guna mencegah stunting di Indonesia menurut Kementerian Kesehatan.

Pertama, pemberian TTD (Tablet Tambah Darah) bagi para remaja putri, melakukan pemeriksaan kehamilan dan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil guna mencukupi kandungan gizi dan zat besi pada ibu hamil, terakhir pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24 bulan seperti telur, ikan, ayam, daging dan susu.

Nasx.

Share :

Baca Juga

ARTIKEL

Bimtek EDM dan eRKAM, Tingkatkan Kualitas Madrasah Mandiri Berprestasi

BUDAYA

Kakan Kemenag Kota Padang, Lepas 55 Peserta Kontingen KSM Kota Padang Menuju KSM Tingkat Provinsi Sumatera Barat.

BERITA

Kasus Dugaan Korupsi Dana Program Pusat Keunggulan (PK) di UPTD Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMKPP) Negeri Padang : Kejari Padang Belum Menetapkan Tersangka dan Masih Menunggu Perhitungan Negara dari BPKP

DAERAH

Restorative Justice Jadi Efek Jera Pelaku Pencuri Sawit di Simalungun

BERITA

Karyawan Gudang Alfamart Ditangkap, Curi Ratusan Bungkus Rokok

BERITA

Hari ini Pegawai PPPK Kementrian Agama Terima SK Pengangkatan

BERITA

Wujudkan Lingkungan Aman Dan Kondusif, Babinsa Karangjati Aktif Lakukan Patroli Dan Komsos

BERITA

Pemantauan Yang Balita Stunting Girang Dan Ibu Hamil Di Balai Desa Karangjati