Padang, Sinyalnews.com – Meski telah berulang kali dilaksanakan sosialisasi dan simulasi bencana gempa bumi, namun tetap saja warga panik saat terjadi gempa. Jalan raya menjadi macet karena seluruh masyarakat tumpah ruah ke jalan untuk melakukan evakuasi. Tak jarang mereka yang mengerti tentang kesiapsiagaan bencana pun mengalami kepanikan.
“Oleh sebab itu, sosialisasi mitigasi bencana gempa bumi yang terus menerus harus dilakukan. Dan BPBD tidak bisa melakukannya sendiri tetapi harus melibatkan seluruh pihak, termasuk Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Sumbar. Kita yakin, jika terjadi gempa saat ini, kita tak akan siap menghadapinya,” kata penjabat Kalaksa BPBD Sumbar, Ari Yuswandi saat menggelar pertemuan dengan FPRB Sumbar, Senin (20/03/2023) di ruang pertemuan BPBD Sumbar.
Pertemuan tersebut dihadiri Ketua FPRB Hidayat (PMI) dan anggota lainnya yang juga berasal dari berbagai institusi peduli terhadap bencana, diantaranya Badrul Mustafa dan Nafrizal Carlo (akademisi), perwakilan PPDI, MDMC, PMI, Gerkatin, jurnalis, PT. Semen Padang dan lainnya.
Pada kesempatan itu, Arri juga mengeluhkan sikap masyarakat yang enggan dan kurang respon ketika pihaknya mengadakan simulasi penanganan bencana gempa dan tsunami. Atau mereka ikut simulasi tetapi menganggap sepele setiap tahapan yang dilakukan.
Badrul Mustafa menjelaskan, saat ini perhatian semua kalangan tertuju pada bencana megathrust gempa Mentawai. Namun alangkah lebih bijak jika segenap pihak tidak terfokus pada gempa megathrust tersebut tetapi juga pada potensi gempa darat di Sumbar dengan daya rusak yang juga besar. Segmen-segmen penyebab gempa darat di Sumbar terbilang paling aktif dan pengulangannya terjadi secara acak dan dalam waktu singkat.
“Jadi keduanya antara potensi megathrust Mentawai dan potensi gempa darat harus jadi perhatian kita bersama,” katanya.
Belajar dari gempa yang terjadi di Turki beberapa waktu lalu, lanjutnya, maka mitigasi bencana gempa bumi harus dilakukan secara terus menerus. Mitigasi yang dilakukan dengan baik iharapkand apat meminimalisir dampak bencana dalam segala aspek.
Pertemuan tersebut juga membahas tentang revisi Perda Provinsi Sumbar tentang Penanggulangan Bencana. Meski anggota dewan telah sampai pada penyampaian pendapat akhir fraksi, namun diharapkan masih membuka peluang untuk penyempurnaan Perda tersebut. Karena itu ada beberapa catatan dari FPRB yang akan disampaikan kepada inisiator Perda tersebut.
“Kita sudah bentuk tim kecil yang akan merumuskan masukan yang akan kita sampaikan kepada anggota dewan,” kata Hidayat. (devi)