Padang, Sinyalnews.com,- Menyikapi pemberitaan tentang penolakan arak-arakan Cap Go Meh oleh Forum Masyarakat Minang dan Ormas Islam yang ada di Sumatera Barat, Sekda Provinsi Sumbar mengadakan rapat 48 Ormas Islam yang tergabung FMM, Kamis, (26/1/2023) bertempat di ruang sidang Gubernur lt 2 jalan Sudirman Padang.
Hadir dalam pertemuan tersebut,
1. Sekda Prov. SUMBAR.
2. KESBANGPOL SUMBAR.
3. KADIS pariwisata SUMBAR.
4. SKPD
5. Persatuan 48 ORMAS Islam dalam ikatan FMM.
6. Tokoh Masyarakat Adat dan Agama serta Bundo Kanduang
7. Pihak Polresta Padang.
8. Pihak KODIM
9. Tim pers
10. Tim Media non Pers
Sekretaris FMM Ustadz Munzir Jalaluddin mengatakan, hasil pertemuan persatuan ORMAS bersama FMM dengan Pemprov Sumbar menghasilkan beberapa kesepakatan. “Kita minta Pemprov komit dengan kesepakatan yang sudah disepakati” ujar Ustadz Munzir.
Berikut kesepakatan antara Pemprov Sumbar dengan FMM dan Ormas Islam :
1. Pemprov akan mengusahakan pembatalan rute acara pawai Cap Go Meh agar dilaksanakan sebagaimana biasanya di area klenteng saja.
2. Anggaran Dana 1M untuk acara tahun baru Imlek sudah dicairkan dan telah terpakai 800 juta dan sisanya 200 juta untuk pawai.
3. Kedatangan DUBES China yang diundang akan dibatalkan mengingat situasi yang sedang sensitif soal TKA vs TKI di Morowali.
4. Penolakan ORMAS soal rute acara bukan karena anti ras, adat dan agama melainkan agar warga Tionghoa tidak melanggar aturan pelaksanaan ritual ibadah. Sebab ritual itu melibatkan warga yang dilewati maka otomatis akan merusak aqidah Muslim. Jika tetap diadakan demikian berarti hal itu adalah sikap intoleran warga Yionghoa.
5. Situasi yang sedang sensitif soal TKA China akan bisa dimanfaatkan oleh oknum provokator yang bisa menimbulkan masalah besar sehingga akan tertuduh orang yang tidak bersalah sebagaimana kasus2 yang terjadi belakangan seperti SAMBO, isu 3000 teroris di SUMBAR dll.
Sementara Ustadz Jhoni Al-Annas salah seorang ustadz kondang kota Padang mengatakan, ummat Islam adalah ummat yang paling toleran. “Coba lihat, pernah nggak terdengar ada gesekan antara pribumi dengan warga Tionghoa di Kota Padang?, tanya Uatadz Jhoni.
Kita tidak ingin kenyamanan yang sudah tercipta di kota Padang terganggu gara-gara segelintir orang yang tidak bertanggung jawab dengan membuat kericuhan saat perayaan Cap Go Meh, ucap Ustadz Jhoni
(Marlim)