SYUKUR
Tindasan Pena MTC, Sinyalnews.com’-Membicarakan soal Syukur haruslah lebih dahulu diuraikan tentang nikmat, sebab antara keduanya mempunyai hubungan yang erat, malah bersangkutpaut antara keduanya.
Dalam surat Ibrahim : 32 – 34 “(Allah yang menciptakan langit dan bumi, dan menurunkan air hujan dari langit, dan dengannya dihasilkannya buah-buahan untuk menjadi rezeki kamu; dan Dia yang mengadakan kapal berguna untuk kepentingan kamu, supaya dilayarkan di lautan dengan perintah-Nya, dan Dia mengadakan sungai-sungai berguna untuk kepentingan kamu. Dan Dia menyuruh matahari dan bulan berguna untuk kepentingan kamu; keduanya beredar menurut jalannya. dan Dia yang memerintahkan malam dan siang berguna untuk kepentingan kamu. Dan Dia yang memberikan sebagian apa yang kamu minta; dan kalau kamu menghitung nikmat Tuhan itu, niscaya tidak dapat kamu menghitungnya; sesungguhnya manusia itu banyak kesalahannya dan engkar)”.
NIKMAT ILAHI
Sebelum kita melihat makna Syukur, Kita lihat makna nikmat dulu, Apakah yang dimaksud dengan nikmat itu?
Menurut Filosof Imam Gazali merumuskan tentang nikmat itu: “Setiap kebaikan, kelezatan, kebahagiaan, bahkan setiap keinginan yang terpenuhi. Tapi, nikmat yang sejati talah kebahagiaan hidup ukhrawi, hari-kemudian yang abadi.”
Pada hakekatnya, nikmat itu adalah salah satu kesatuan atau keseluruhan, satu totalitas. Tapi, mungkin terbawa oleh sifat manusia yang sentimentil, maka dalam kenyataannya nikmat itu dirasakan ada dua macam:
Pertama, nikmat yang bersifat fitri atau azasi, yaitu yang dibawa oleh manusia ketika dia lahir.
Kedua, nikmat yang mendatang, yang diterima dan yang dapat dirasakan sewaktu-waktu…
Nikmat yang dikaruniakan Tuhan kepada manusia sungguh amat banyak sekali. Tidak dapat dihitung jumlahnya, tidak bisa ditimbang beratnya. Tuhan sendiri menyatakan di dalam Al-Quran (An- Nahl:18) “Dan kalau kamu hitung nikmat Tuhan, niscaya tidak dapat kamu menghitungnya; sesungguhnya Tuhan itu Pengampun dan Penyayang.”
Cobalah kita perhatikan sepintas lalu saja tentang kejadian tubuh manusia yang diciptakan Tuhan. Tidak usah kita tinjau satu demi satu, cukup anggota-anggota badan yang penting-penting nya saja, umpamanya: kaki, tangan, perut, mulut, mata, telinga, hidung. Tak obahnya laksana satu instrumen yang maha lengkap, otomatis, yang bisa bergerak dan berfungsi serentak pada waktu yang sama. Sambil melihat, bisa berbicara, mendengar, mencium, berjalan dan lain-lain.
Nikmat yang bersifat fitri atau azazi itu dilukiskan oleh Tuhan di dalam Al-Quran (An- Nahl :78) yang artinya “Dan Tuhan melahirkan kamu dari perut ibumu tanpa mengetahui suatu apa. Dan (kemudian) diberi-Nya kamu pendengaran, penglihatan dan hati, supaya kamu bersyukur, berterima. kasih.”
Manusia lahir ke dunia dalam keadaan telanjang bulat. Tapi, dia sudah dilengkapi dengan alat-alat yang diperlukannya dalam perjuangan hidup ini. Yang disebutkan pada ayat tersebut ialah telinga, mata dan hati (akal).
Pada ayat-ayat yang lain disebutkan lagi bagian-bagian lainnya, yang semuanya merupakan nikmat Ilahi.
Adapun nikmat yang kedua, yang dianggap nikmat yang mendatang itu ialah segala kenikmatan, kelezatan, kebahagiaan dan lain-lainnya yang diterima oleh manusia dalam perjalanan hidupnya.
Segala sesuatunya yang ada dalam alam luas ini, sejak dari tanam-tanaman sampai kepada binatang-ternak, barang-barang logam dan lain-lainnya, semua itu diperuntukkan supaya dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Tuhan menjelaskan hal itu dalam Al-Quran (Yassin:33-35)
“Dan sebagai tanda untuk mereka, ialah bumi yang mati (kering), Kami hidupkan dan Kami keluarkan dari dalamnya buah tanam-tanaman, sebagiannya mereka makan. Dan Kami adakan padanya kebun-kebun kurma dan anggur, dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat memakan buahnya. Semua itu bukanlah (hanya) usaha tangan mereka. Mengapa mereka tiada bersyukur ?”
Pada Surat Yasin: 71 – 73 Tuhan menyatakan lagi: “Tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah menciptakan untuk mereka sebagian dari pemberian Kami, yaitu binatang ternak, lalu mereka menjadi pemiliknya. Dan Kami tundukkan ia (binatang-binatang itu) kebawah kekuasaan mereka sebagiannya untuk kendaraan dan sebagiannya mereka makan, Dan mereka peroleh daripadanya beberapa manfaat dan minuman. Kenapa mereka tidak bersyukur”.
(melukiskan Ayat ayat tersebut diatas dan berpuluh-puluh ayat-ayat lainnya dalam Al-Quran demikian pula Hadist-hadist tentang nikmat Ilahi yang melimpah ruah kepada manusia, meliputi segala bidang-kehidupan dan kepentingan.
Judul : Mengenal Makna Syukur (Part 1)
Penulis : Darman mtc
Sumber : Buku Pedoman Hidup
(By.dg.07.12.22)