Padang-SINYALNEWS — Peredaran narkotika dan obat-obat berbahaya (narkoba) sudah sangat membahayakan karena menyasar semua kalangan. Tidak hanya kalangan remaja dan orang tua, tetapi juga anak-anak. Kondisi ini membutuhkan pendekatan baru yang tidak hanya bersifat represif, namun juga preventif dan berbasis sosial budaya.
Untuk itu, Pemprov Sumbar mengajak seluruh pihak untuk mengoptimalkan potensi kearifan lokal dalam menekan laju peredaran narkoba di Sumbar. Salah satu program yang tengah dikembangkan Pemprov Sumbar dan diharapkan dapat meminimalisir peredaran narkoba ini adalah program Nagari Hub.
“Melalui program Nagari Hub, kita lakukan pendekatan yang lebih menyentuh akar sosial masyarakat. Salah satunya adalah dengan menghidupkan kembali peran nagari sebagai benteng pertahanan sosial. Nagari Hub akan mengintegrasikan pencegahan narkoba dengan potensi lokal,” ujar Gubernur Sumbar, Mahyeldi saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Sumatera Barat, yang digelar di Auditorium Gubernuran, Selasa (6/5/2025).
FGD tersebut mengusung tema “Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Peredaran Gelap Narkoba di Wilayah Sumatera Barat” itu, dihadiri unsur Forkopimda Sumbar, instansi vertikal wilayah Sumbar, Kepa BNNP Sumbar, Kakanwil Ditjen Pemasyarakatan Sumbar, bupati/walikota se Sumbar, Kapolresta Padang, Kapolresta Bukittinggi, Kapolres Pasaman, Kapolres Lima Puluh Kota, Kapolres Dharmasraya.
Selain itu juga hadir para Kepala OPD terkait di lingkup pemprov dan kabupaten/kota se Sumbar, ketua lembaga keagamaan dan adat yang turut memberikan masukan strategis terkait penguatan sinergi dalam pemberantasan narkoba di wilayah Sumbar.
Ditambahkan Mahyeldi nagari sebagai pemerintahan terdepan di Sumbar memiliki kekuatan budaya dan sosial yang bisa dimaksimalkan untuk membangun kesadaran kolektif dalam memerangi narkoba.
Sementara Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Dr. Drs. Gatot Tri Suryanta M.Si., CSFA mengatakan, jumlah kasus penyalahgunaan narkotika di Sumbar hingga kondisi April 2025 ini tercatat 388 kasus, dengan terduga pelaku sebanyak 499 orang (479 laki-laki dan 20 orang perempuan). Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
Kapolda menegaskan dalam pemberantasan narkoba pihaknya tanpa kompromi. Menurutnya itu penting, karena peredaran narkoba telah kian masif, khususnya di daerah perbatasan.
“Kami tidak main-main dalam pemberantasan peredaran narkoba ini. Bahkan kita sudah petakan, ada 523 titik yang kita nilai sebagai daerah rawan dan terus kita pantau,” tegasnya. (adpsb/devi)