JURNAL, SINYALNEWS.COM – sekarang ilmu-ilmu agama khususnya dalam pengurusan seperti memandikan, mengkafani, menyolatkan dan menguburkan mayyit sudah jauh ditinggalkan oleh masyarakat disebabkan kemajuan dunia yang semakin modern, ditambah kemajuan elektronik membuat banyak umat islam menjauh dari agama dan malah sibuk mencari harta dan kemewahan yang tiada kuncung habisnya, jikalau kita teliti dari satu kampung hanya tinggal para ustadz dan alim ulama setempat saja yang fasih dan lancar tentang tata cara mengurus mayit, di bawah ini penulis mencantumkan sebuah cerita penyesalan seorang anak yang lalai hingga lupa akan kewajibannya:
pada suatu hari seorang anak kita sebut saja dengan sebutan huda tengah asyik bermain dan terlena dalam kenakalannya disebuah pondok pesantren di sumatera utara, layaknya seorang remaja yang tengah duduk dikelas sepuluh aliyah layaknya seorang santri yang tengah terbawa arus kenakalan lagi asyik bermain gadget bersama teman-temannya sambil menghirup rokok yang mereka beli lewat belakang pesantren dengan cara menyelinap sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui oleh pihak keamanan pondok ditengah kesenangan bermain gadget dan nikmatnya menghirup rokok-rokok itu huda mendapatkan telepon dari temannya yang ada dikampung, huda ibumu sedang sakit parah, pulanglah.. ujar Ahmad temannya dari kampung, akan tetapi karena sedang asyik bermain, huda mengira kalau perkataan Ahmad tadi sedang bercanda dikarenakan kemaren sore huda baru saja menerima kiriman uang dan beras dari ibunya tersebut.. setelah dua hari kemudian paman huda menelepon dan mengatakan bahwa ibunya huda sedang sakit parah.. pulanglah nak.. ibumu membutuhkanmu.. ujar pamannya…
karena pamannya yang menyuruh huda untuk pulang, huda pun mengemasi pakaiannya dan segera menuju halte bus untuk pulang.. setelah melalui perjalanan sekitar empat jam an sampailah huda didekat rumah, huda pun melihat rumahnya dikerumuni orang ramai… huda pun keluar dari bus dan disambut oleh pamannya yang mengucapkan kata.. sabar ya nakk… huda pun heran dan mencoba masuk ke dalam rumah dalam keadaan pikiran yang penasaran dan wajah yang cemas.. huda pun melihat ada seseorang ditengah ruangan yang ditutup dengan kain.. huda pun menjerit dan mencoba membuka penutup kain tersebut.. dengan pikiran dan hati yang tidak yakin bahwa ibunya telah tiada.. teringat didalam kepala huda lima hari yang lewat, huda masih menerima kiriman dan makanan yang dikirimkan oleh ibunya, huda menangis sejadi-jadinya ternyata enam hari yang lalu.. huda menelepon kepada ibunya dan mengatakan kalau uang belanjanya habis yang ternyata huda habiskan untuk membeli rokok dan sibuk bermain-main dengan teman-temannya dan tidak peduli dengan pelajarannya.. ternyata karena kasih sayang seorang ibu yang mendengar bahwa anak satu-satunya kehabisan uang dipondok, diapun melihat isi dompetnya yang ternyata hanya tinggal lima puluh ribu tentu saja dia jaman sekarang ini uang lima puluh ribu kurang bagi seorang anak remaja, maka ibunya pun pergi keladang mencari apa saja yang bisa dia jual, dalam keadaan hujan yang deras siibu pun terus menerus mengumpulkan sayur sehingga cukup dijual untuk belanja anaknya.. seorang ibu tua itupun pulang dengan keadaan yang sangat kedinginan… ternyata setelah ibu itu pulang dia pun jatuh sakit yang sangat parah.. akan tetapi karena tidak ingin seorang anak kesayangannya khawatir dengan keadaannya maka ibu itupun diam dan sengaja tidak memberitahu anaknya agar anaknya tetap fokus dan tidak terganggu akan pelajarannya padahal huda hanya sibuk bermain gadget dan merokok bersama teman-temannya…..
ditengah ruangan itu pamannya huda datang, dan menyadarkan huda yang sedang berpikiran jauh.. anak mari kita mandikan ibumu agar kita bawa urus jenazahnya.. ujar sipaman.. dengan hati-hati orang-orang pun membawa ibu huda kebelakang untuk dimandikan dan setibanya dibelakang, huda seakan-akan mendengar ibunya berteriak dan mengatakan. Wahai anakku jangan biarkan aku dimandikan oleh orang lain.. aku sudah bersusah payah membesarkan dan menyekolahkanmu.. wahai anakku.. dulu waktu aku melahirkan mu, kamu dalam keadaan keadaan kotor penuh dengan darah maka aku dengan senang hati memandikan mu.. wahai anakku dulu waktu kamu pulang dari bermain bola hujan-hujanan aku tidak pernah mengeluh untuk memandikanmu karena kamu kotor, tapi untuk saat ini anakku, aku tidak bisa memandikan diriku sendiri, untuk saat ini tolong mandikan aku wahai anakku jangan biarkan orang lain yang menyentuh dan memandikan ku… anak itupun diam dan teringat kalau selama ini dia hanya bermain-main dan tidak pernah serius dalam belajar, akhirnya didalam hatinya terbesit penyesalan karena melihat orang lain yang memandikan ibunya…
setelah selesai jenazah ibunya dimandikan jenazahnya pun diangkat lagi dengan hati-hati agar dipakaikan kain kafan, setelah sampai dikamar dia seolah-olah mendengar ibunya kembali berbicara, wahai anakku dahulu waktu kamu lahir, kamu tidak memakai pakaian aku dengan senang hati membelikan dan memakai kan pakaian yang bagus padamu.. dan disetiap hari raya aku selalu ingin membeli baju baru untuk mengganti bajuku yang telah buruk dan kusam karena selalu dipakai, tapi setelah melihatmu aku urungkan niatku tadi dan memilih membelikanmu baju baru agar kamu tidak malu terhadap teman-temanmu yang memakai baju baru.. dan hari ini anakku, aku tidak lagi bisa membeli pakaian dan memakai pakaianku sendiri maka dari itu jangan biarkan orang lain yang memakaikannya anakku.. aku malu jika sampai orang lain melihat auratku, tolong pakaikan pakaian terakhirku… seorang anak itupun tambah menangis sejadi-jadinya karena tidak bisa memenuhi permintaan ibunya..
setelah jenazah ibunya selesai dikafani jenazah ibunya pun dibawa ke masjid untuk di sholatkan, dia pun kembali mendengar ibunya menangis sambil terisak-isak dengan lebih keras dan berkata, wahai anakku engkau telah membuatku malu engkau tidak bisa memandikanku, juga tidak bisa mengafaniku untuk terakhir kalinya aku minta tolong imamin orang-orang yang hendak menyolatkanku, aku sudah menghabiskan waktu dan hartaku untuk menyekolahkanmu tubuhku yang dulunya kuat, cantik dan bersih kini sudah habis dan tidak bisa berdaya lagi, maka untuk yang terakhir kalinya tolong jadilah imam waktu menyolatkanku sebagai obat dari rasa sakit tulang dan keringatku yang habis karena membesarkanmu.. dan apa yang terjadi anak tadipun menyesal dan seolah-olah melihat ibunya yang kecewa karena tidak bisa memenuhi apa yang ibunya inginkan..
setelah selesai disholatkan maka jenazah ibunya pun dibawa ke pemakaman untuk di kuburkan setelah selesai di kuburkan diapun melihat ibunya berdiri didepannya sambil menangis diiringi ari mata yang bercucuran dan berkata, wahai anakku dulu sebelum kamu tidur aku selalu membacakan cerita padamu agar kamu bisa tidur dengan nyaman, wahai anakku aku tidak pernah tidur duluan sebelum melihatmu tertidur duluan, wahai anakku, aku antarkan kau ke sekolah pesantren agar engkau pandai mengajariku, agar engkau bisa mendo’akan ku, maka hari ini aku akan kembali kepada sang pemilik langit dan bumi sedangkan waktuku habis antara kerja dan kerja aku tak sempat belajar agama, maka saat ini aku sangat berharap agar engkau membacakan talkin dan doa untukku sebelum aku kembali menghadap allah swt.. dan akhirnya yang terjadi hanyalah penyesalan dan tangisan yang semakin kencang dari seorang anak tadi..
sekarang ibunya telah pergi dengan membawa kekecewaan dari seorang anak yang disaynag, dan seorang anak pun pulang dalam keadaan penyesalan yang tidak akan pernah bisa dia perbaiki….
sekarang bagaimana dengan kita apakah kita akan sama seperti huda atau kita bisa lebih baik darinya..
penulis berharap kita lebih memperhatikan ilmu-ilmu agama lebih dalam lagi dan lebih semangat mempelajari tajhizul mayyit/ tata cara mengurus mayit, lewat tulisan ini semoga kita belajar dari penyesalan anak yang semasa belajarnya hanya bermain-main saja akan menjadikannya orang yang paling menyesal dalam hidupnya, semoga kita mendapatkan hikmah dan pelajaran dari tulisan ini wallahu a’lam.
oleh: zawilhuda9@gmail.com
( Mela Sebrina)