Padang, Sinyalnews.com, – Denny JA, selaku Founder KEAI yang juga Ketua Umum SATUPENA pada rapat Orientasi Kreator Artificial Intelligence pernah mengatakan bahwa, Artificial Intelligence ( AI) membantu kita berkarya lebih inovatif, kreatif dan lebih cepat bekerja untuk menghasilkan karya seni yang bahkan bisa bernilai ekonomi dan melampaui karya seniman murni yang meraih hadiah Nobel.
Namun kita tetap harus menguasai teknologi, agar tidak diperbudak teknologi. Karena itu, momen ini adalah momen kita mencatat sejarah dengan membentuk Forum dan Seminar KEAI pertama, menjawab tantangan era artificial intelligence ini.
Demikian kata sambutan yang disampaikan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan(BPK) Wil.III Undri SS.MSi, pada Seminar Kemajuan Teknologi Kreator Artificial Intelligence, Sabtu 5/10 jam 14.00 di Ruang Rapat BPK Wil. III, Padang.
Seminar yang dilaksanakan secara hybrid , ini difasilitasi oleh BPK Wilayah III Sumatera Barat.
Selain Undri juga berbicara Muhammad Ishak Fahmi,SH MH.CRBC selaku Seniman dan Praktisi hukum dan Leni Marlina SS.MA, Penulis dan Kreator Karya Seni. Mereka bicara dengan memanfaatkan teknologi zoom meeting. Membagi ilmu tentang bagaimana cara kerja AI hingga menghasilkan karya tulis dan karya seni.
Artificial Intelligence telah memasuki ruang – ruang kreatif kita. Banyak orang yang sudah canggih memahami dan mengaplikasikan teknologi untuk membantu kerja kreatifnya, tapi masih banyak orang yang belum tahu cara kerja teknologi digital ini. Karena itu Kreator Era AI berkolaborasi dengan SATU Pena Sumbar didukung oleh BPK Wil.III Sumbar mengundang Refdinal Muzan, sastrawan Sumbar yang sedang getol2 nya berkarya dengan AI dan Elza Pedi Thaher , Koord.Kreator Era Intelligence Pusat untuk membicarakan tentang budaya teknologi digital di tengah kita. Pada orientasi itu di bahas apa itu KEAI, kenapa kita perlu, bagaimana cara kerjanya, apa manfaatnya siapa yang akan terlibat di Sumbar.
Dari pertemuan selama dua jam telah dipahami bahwa Artificial intelligence tak bisa kita hindarkan, tapi justru kita manfaatkan untuk kerja seni lebih produktif dan kreatif. Ternyata dari beberapa contoh yang diberikan sangat memotivasi peserta Seminar untuk menghasilkan karya tulis dan karya seni dengan cepat dan indah.
Kesimpulan Seminar disampaikan oleh moderator, Mutiara Rimba, bahwa program AI ke depan akan mengarah kepada peningkatan kompetensi teknis tentang AI lewat workshop yang dipegang oleh Momon, seminar oleh Mutiara Talenta, kunjungan ke sekolah2 dengan memberi etika digital oleh Eka Teresia, dan Armaidi Tanjung untuk festival pojok literasi digital , hingga memproduksi karya dengan bantuan AI seperti puisi lagu dengan koordinator Refdinal Muzan.
Turut hadir dalam Seminar Orientasi tersebut Dr Andrea C Tamsin, dosen UNP yang juga sastrawan, Basnurida, Ketua Forum Siti Manggopoh dan anggota penulis SATUPENA serta beberapa pendiri KEAI Sumbar yang diketuai Sastri Bakry juga selaku Koordinator Seminar.(MAH)