Tekan Angka Stunting, Bukittinggi Terendah Kedua di Sumbar

Bukittinggi,sinyalnews.com – Stunting menjadi persoalan Nasional yang harus diselesaikan. Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi, pun berupaya untuk menekan angka stunting tersebut. Hasilnya cukup signifikan, Kota Wisata ini menjadi daerah terendah kedua di Sumatera Barat.

Berhasil menekan pertumbuhan angka stunting, Walikota Bukittinggi, Erman Safar, menyampaikan apresiasi kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dan tim percepatan penurunan stunting yang telah bekerja maksimal.

Menurut Walikota, sejak 2022 Stunting menjadi persoalan Nasional yang harus diselesaikan di Bukittinggi. Dan upaya yang dilakukan bersama, memperlihatkan hasil positif. “Ini perkembangan yang baik terhadap penurunan angka stunting di Bukittinggi,” kata Erman Safar, Kamis (2/3/23).

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 prevalensi Balita Stunted Kota Bukittinggi sebesar 19 persen dan pada 2022 turun menjadi 16,8 persen.

Baca Juga :  Temui Pengunjuk Rasa di Masjid Raya Sumbar, Gubernur Mahyeldi Janjikan Keamanan dan Keadilan

“Capaian angka penurunan ini terus ditingkatkan, untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan menjadi pemimpin hebat di masa depan,” ujarnya.

Sekaitan itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Bukittinggi, Nauli Handayani, menyebut, upaya yang dilakukan antara lain intervensi dengan sasaran ibu hamil, intervensi dengan sasaran ibu menyusui dan anak usia nol sampai enam bulan serta intervensi dengan sasaran anak usia sampai dua tahun.

“Intervensi gizi spesifik, berkontribusi 30 persen, ini ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek,” sebut Nauli Handayani.

Juga dilakukan intervensi gizi sensitif yang berkontribusi 70 persen dan ditujukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan dengan sasaran masyarakat umum. “Pemda melakukan delapan aksi konvergensi dalam upaya pencegahan dan penurunan prevalensi stunting,” jelas Nauli.

Baca Juga :  BPBD Kota Padang Melakukan Sosialisasi Mitigasi Bencana di Lingkungan Pemko Padang

Berdasarkan hasil survey SSGI, angka persentase prevalensi stunting dari yang terendah hingga tertinggi di Sumatera Barat, Sawahlunto (13,7) persen, Bukittinggi dan Padang Panjang (16,8) persen, Payakumbuh (17,8) persen, Kota Solok (18,1) persen.

Berikut, Pariaman (18,4), Tanah Datar (18,9), Padang (19,5), Kab. Solok (24,2), Limapuluh Kota (24,3), Agam (24,6), Dharmasraya (24,6), Padang Pariaman (25), Pasaman (28,9), Pessel (29,8), Sijunjung (30), Solok Selatan (31,7), Kep. Mentawai (32) serta Pasaman Barat (35,5) persen. (rul)

Share :

Baca Juga

BERITA

Press Release Kapolres Pasaman Barat Terkait Kasus Pembunuhan Yang Menggemparkan Warga Pasbar

BERITA

Mahasiswa UNP Terapkan Bibliotherapy dan Metode Jigsaw dalam Layanan Klasikal: Tingkatkan Motivasi Belajar Anak Panti Asuhan Al-Falah

BERITA

Miris”, Satu Siswa SMK Alami Luka Bacok Akibat Tawuran

ARTIKEL

Penjaga SPBU Kabur Saat Tau Yang Sidak Kapolda Sumbar

BERITA

Kepala Desa Karangjati Dan Babinsa Cek Pembangunan Drainase limbah Pemukiman   

BERITA

Ketua Komisi 2 DPRD Sumbar Yakin Penas Tani ke XVI Akan Berjalan dengan Sukses dan Lancar

BERITA

Antisipasi Lonjakan Arus Balik, Pos PAM Lebaran Siap Berlakukan Buka Tutup Rest Area 360B Batang

BERITA

Pasaman Barat Menggelar Sosialisasi Kredit Untuk Rakyat (KUR)