Padang, sinyalnews.com – Jelang Ramadhan, para istri wartawan yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia Sumatera Barat (IKWI Sumbar) berkumpul bersama mempererat silaturahmi. Meski judulnya kegiata istri, tetapi para suami juga ikut hadir memberikan dukungan pada kegiatan yang digelar di lantai 2 Kantor PWI Sumbar Jalan Bagindo Aziz Chan Nomor 8 A Padang, Sabtu (4/3).
Menurut Ketua IKWI Sumbar, Hj Iva Tureyza Idroes didampingi Sekretaris Erlina, pertemuan IKWI kali ini mengusung tiga agenda sekaligus. Agenda tersebut di antaranya memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, menyambut bulan suci Ramadhan serta arisan bulanan IKWI. Adapun temanya adalah “Merajut Ukhuwah Islamiah dan Menanamkan Akhlakul Kharimah”.
“Pertemuan bulanan kali ini agak berbeda dari sebelumnya. Kita menghadirkan penceramah, Ustad Firdaus Akhiyar,” ucap Hj Iva Tureyza Idroes.
Tampak hadir mewakili Dewan Kehormatan Propinsi (DKP) PWI, Yunaidi Jarat, Wakil Ketua Bidang Organisasi Sawir Pribadi, Wakil Sekretaris Lailatul Aidil, Seksi Wartawan Pariwisata Soesilo Abadi Piliang, Seksi Wartawan Sosial Charles Zein serta Seksi Wartawan Peranan Wanita Devi Diany.
Kumpul bersama ini didahului dengan makan siang bersama. Menu yang disajikan merupakan masakan para istri wartawan yang dibawa dari rumah masing-masing. Sungguh menggugah selera, apalagi menu favorit banyak orang seperti goreng jengkol lado hijau dengan ikan siam turut disajikan.
Ada pula gulai kurma ayam, sambal buruak-buruak, sambalado, lalapan dan cah kangkung. Tak lupa dengan es timun selasih dan aneka kue dan agar-agar. Semua yang hadir tampak bahagia dan saling bersalam-salam.
“Wow masakannya enak banget,” ucap Soesilo Abadi Piliang.
Dalam siraman rohani, Ustad Firdaus menyebut tidak akan mengurai tentang perjalanan Isra’ dan Mi’raj, tetapi mengajak haadirin untuk khusuk dalam mengerjakan shalat. Sebab banyak orang belum bisa khusuk dalam shalatnya. Agar khusuk, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu dengan menengok ke kiri lalu dibaca kalimat taawudz, bacaan shalat harus terdengar oleh telinga sendiri dan mengganti bacaan shalat terutama bacaan ayat-ayat pendek. (devi/rel)