Jakarta,- Sinyalnews.com,- Tiga terdakwa yakninya Albert Burhan yang merupakan mantan Vipe President (VP) Treasury Management PT. Garuda Indonesia persero tbk, 2005-2012, Setijo Awibowo, mantan VP Starategic Managemen Office Garuda Indonesia 2011-2012 dan Agus Wahjudo mantan Execuative Project Manager Aircrt Delivery PT.Garua Indonesia 2009-2014, divonis besalah oleh majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Ketiga terdakwa yang terjerat kasus korupsi pengadaan pesawat udara pada PT.Garuda Indonesia (persero) Tbk. tahun 2011-2021, divonis masing-masing empat tahun penjara.
“Menjatuhkan hukuman pidana kepada para terdakwa masing-masing empat tahun, denda masing-masing Rp500.000.000 dan subsider tiga bulan kurungan,”kata hakim dalam amar putusannya, kemaren
Majelis hakim menilai, ketiga terdakwa melanggar pasal 2 ayat (1) jo pasal 18 undang-undang RI Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi , sebagaimana diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas undang-undang RI nomor 31 tahun 1999, tengtang pemberantasan tindak pidana korupsi jo pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP, sebagaimana dalam dakwaan primer.
Sebelumnya, ketiga terdakwa dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) masing-masing lima tahun, denda masing-masing Rp1 miliar, dan subsider enam bulan.
Terhadap putusan tersebut, JPU dan juga Penasihat Hukum (PH) dari masing-masing terdakwa juga mengaku piki-pikir.
Dalam dakwaan disebutkan proses pengadaan pesawat CRJ-1000 dan pengambilalihan pesawat Turbopropeller ATR72-600 tahun 2012 yang dilakukan oleh Emirsyah Satar selaku Direktur Utama, Hadinoto selaku Direktur Teknik, Setijo Awibowo selaku VP Strategic Management Office (QP), Albert Burhan selaku VP Treasury Management (WF), dan Agus Wahjudo selaku Executive Project Manager (PB) bersama tim perseroan/tim pengadaan lainnya tidak sesuai dengan prosedur pengadaan armada (PPA).
Akibatnya, menimbulkan kerugian keuangan negara sebesar USD 609.814.504 (juta) atau ekuivalen senilai Rp 8,8 triliun.
Dalam kasus ini, jaksa juga menjerat Emirysah Satar selaku Direktur Utama PT Garuda Indonesia periode 2005-2013 serta Soetikno Soedarjo sebagai pihak intermediary (commercial advisor) yang mewakili kepentingan Avions de Transport Regional (ATR) dan Bombardier. Keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka, namun belum disidangkan terkait kasus ini.
16 Desember 2022
Tiga Eks Petinggi Garuda Divonis Bersalah
Jakarta,- Sinyalnews.com,- Tiga terdakwa yakninya Albert Burhan yang merupakan mantan Vipe President (VP) Treasury Management PT. Garuda Indonesia persero tbk, 2005-2012, Setijo Awibowo, mantan VP Starategic Managemen Office Garuda Indonesia 2011-2012 dan Agus Wahjudo mantan Execuative Project Manager Aircrt Delivery PT.Garua Indonesia 2009-2014, divonis besalah oleh majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Ketiga terdakwa yang terjerat kasus korupsi pengadaan pesawat udara pada PT.Garuda Indonesia (persero) Tbk. tahun 2011-2021, divonis masing-masing empat tahun penjara.
“Menjatuhkan hukuman pidana kepada para terdakwa masing-masing empat tahun, denda masing-masing Rp500.000.000 dan subsider tiga bulan kurungan,”kata hakim dalam amar putusannya, kemaren
Majelis hakim menilai, ketiga terdakwa melanggar pasal 2 ayat (1) jo pasal 18 undang-undang RI Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi , sebagaimana diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas undang-undang RI nomor 31 tahun 1999, tengtang pemberantasan tindak pidana korupsi jo pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP, sebagaimana dalam dakwaan primer.
Sebelumnya, ketiga terdakwa dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) masing-masing lima tahun, denda masing-masing Rp1 miliar, dan subsider enam bulan.
Terhadap putusan tersebut, JPU dan juga Penasihat Hukum (PH) dari masing-masing terdakwa juga mengaku piki-pikir.
Dalam dakwaan disebutkan proses pengadaan pesawat CRJ-1000 dan pengambilalihan pesawat Turbopropeller ATR72-600 tahun 2012 yang dilakukan oleh Emirsyah Satar selaku Direktur Utama, Hadinoto selaku Direktur Teknik, Setijo Awibowo selaku VP Strategic Management Office (QP), Albert Burhan selaku VP Treasury Management (WF), dan Agus Wahjudo selaku Executive Project Manager (PB) bersama tim perseroan/tim pengadaan lainnya tidak sesuai dengan prosedur pengadaan armada (PPA).
Akibatnya, menimbulkan kerugian keuangan negara sebesar USD 609.814.504 (juta) atau ekuivalen senilai Rp 8,8 triliun.
Dalam kasus ini, jaksa juga menjerat Emirysah Satar selaku Direktur Utama PT Garuda Indonesia periode 2005-2013 serta Soetikno Soedarjo sebagai pihak intermediary (commercial advisor) yang mewakili kepentingan Avions de Transport Regional (ATR) dan Bombardier. Keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka, namun belum disidangkan terkait kasus ini.