Kumpulkan Sampah Laut, Nelayan Investasi Sampah di Bank Sampah Pancadaya
Padang, Sinyalnews.com – Apa kabar Mina Dewi Sukmawati, perempuan yang selalu dikelilingi oleh sampah.? Lama tak mengikuti perkembangannya, ternyata kini Dewi pendiri Bank Sampah Pancadaya itu makin berkibar. Jika dulu sangat sulit baginya untuk memberikan pemahaman pada masyarakat tentang bank sampah dan daur ulang sampah, kini justru sebaliknya. Dia mendapat banyak permintaan untuk memberikan edukasi.
“Alhamdulilah, masyarakat sudah memahami keberadaan bank sampah dan saya mendapat banyak undangan untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan tentang bank sampah dan proses daur ulangnya,” kanya sembari tersenyum.
Hal itu tak terlepas dari proses panjang yang dilaluinya. Tanpa kenal lelah dan tak berputus asa ketika banyak orang mencemoohnya. Akhirnya, perlahan namun pasti masyarakat bisa memahami apa yang dikerjakannya dan kemudian berbalik mengikutinya. Kini berdasarkan data per Oktober 2022, terdapat 36 unit Bank Sampah Pancadaya dengan nasabah sebanyak 1.222 orang.
Meski sudah banyak peminatnya, namun Dewi tak berpuas diri. Edukasi rutin tanpa henti terus dilakukannya pada setiap kelompok masyarakat. Dewi berupaya merubah pola pikir masyarakat, memberikan pemahaman pada masyarakat manfaat menabung sampah. Menabung sampah sama dengan investasi, tak hanya dapat uang tetapi bisa dapat emas. Bekerjasama dengan Pegadaian, Bank Sampah Pancadaya mengajak nasabahnya menabung emas.
“Hasil dari tabungan sampah itu sudah mereka nikmati saat Lebaran dan tahun ajaran baru. Mereka bisa menarik uang yang mereka tabung, bisa pula ditarik dalam bentuk emas, tergantung keinginan mereka. Uang itu mereka gunakan untuk kebutuhan Lebaran dan untuk keperluan anak sekolah,” urai Dewi.
Kabar lain yang tak kalah menggembirakan bagi Dewi adalah kerjasama Bank Sampah Pancadaya dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Awalnya kerjasama ini hanya saat peringatan Bulan Cinta Laut 2022 berupa penampungan sampah yang didapat nelayan. Namun wanita kelahiran 15 Mei 1973 ini menawarkan kerjasama yang berkelanjutan bagi pemberdayaan nelayan. Mereka bisa memanfaatkan waktunya untuk pemilahan dan daur ulang sampah ketika tidak melaut. Gayung bersambut, pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan menyetujuinya.
“Jadi kita membentuk bank sampah khusus untuk nelayan di kampung nelayan. Tahap awal, kita memiliki 18 anggota dari nelayan dengan produksi sampah 600 kg. Saat ini kita memiliki 40 anggota dengan produksi sampah mencapai 800 kg,” terangnya.
Kerjasama ini dimaksudkan untuk merubah perilaku dan pola piker di kalangan nelayan. Saat melaut, mereka bisa sekaligus mengumpulkan sampah dan menabungnya. Ketika mereka tidak kelaut karena cuaca yang buruk, maka mereka bisa melakukan pemilahan dan daur ulang sampah. Kegiatan ini tidak memaksa nelayan, mereka bisa menentukan sendiri mau ikut atau tidak.
Dari kerja kerasnya itu adalah wajar jika berbagai penghargaan tingkat nasional berhasil diperolehnya tahun ini, di antaranya penghargaan sebagai Bank Sampah Terbaik II se Indonesia dan Bank Sampah Edukasi Terbaik III se Indonesia. (devi)