PADANG, SINYALNEWS.COM – Caleg Partai Golkar ini, tak perlu diragukan lagi komitmennya dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat, terutama kaum perempuan. Namanya Yanti Elfita, SE, maju untuk DPRD Kabupaten Tanah Datar dari daerah pemilihan (dapil) 1 meliputi Kecamatan Lintau Buo Utara, Lintau Buo, Padang Gantiang dan Tanjuang Ameh.
Putri anak Nagari Balai Tangah, Lintau Buo Utara ini sangat gundah ketika melihat kaumnya bersitungkin bekerja sejak pagi, bahkan harus meninggalkan keluarga untuk berjualan di pasar. Tujuan utama para amak-amak ini tak lain untuk membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
“Setiap kali saya berdiskusi dengan kaum ibu ini saat sosialisasi di dapil saya, sungguh membuat hati pilu. Penghasilan mereka dari berdagang tak seberapa karena tak semua dagangannya laku terjual,” ujar Yanti, caleg Partai Golkar nomor urut 8 ini.
Yanti yang juga seorang pengusaha ini sudah berbuat untuk mengangkat perekenomian masyarakat setempat. Memfasilitasi mereka untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah. Namun hasilnya memang belum maksimal. Karena itu, dia tertekad untuk terjun langsung dan maju dalam Pileg 2024 sebagai caleg untuk mewakili kaumnya di parlemen.
“Keterwakilan perempuan di parlemen itu sangat penting. Bukan karena telah diatur oleh UU tetapi juga merupakan hak perempuan agar aspirasi mereka dapat diakomodir,” kata pembina ULD Tanah Datar ini.
Yanti yang juga pengurus Dekopinwil Sumbar ini, sangat mendukung kaum perempuan kreatif dan memiliki usaha mandiri. Mereka yang bekerja di sektor informal dengan berbagai jenis pekerjaan ini, seperti berdagang sayuran di pasar, berdagang gorengan, jualan makanan ringan, pedagang buah dan lainnya, adalah wanita tangguh pantang menyerah. Apalagi belakangan ini kondisi ekonomi sedang tidak baik-baik saja sementara biaya hidup terus meningkat.
“Kaum perempuan yang bekerja di sektor informal ini sangat tangguh, mereka patut mendapat apresiasi karena mereka menciptakan lapangan kerja dan menjadi penggerak ekonomi daerah,” katanya.
Beberapa diantaranya sudah mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah. Mereka ini tergabung dalam kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Berbagai pelatihan maupun bantuan modal juga mereka dapatkan untuk pengembangan usaha baik dalam hal peningkatan kualitas produk, kemasan maupun pemasaran.
Namun sebagian lainnya belum mendapat perhatian pemerintah. Mereka berusaha sendiri dengan segala potensi yang ada pada dirinya masing-masing untuk tetap bisa bertahan. Nasib mujur mengantarnya menjadi UMKM sukses, tetapi yang kurang beruntung kadang terpaksa gulung tikar. Usaha yang dilakukan tidak memperoleh untung bahkan menanggung kerugian.
“Saya akan fokus pada pelaku usaha informal yang belum tersentuh bantuan pemerintah ini. Umumnya mereka tak memiliki akses ke sana dan tidak ada pula yang berkenan membantunya,” tegas Wakil Ketua Alhidayah Padang ini. (unni)