Antisipasi Penculikan Anak, Sekolah Wajib Memiliki Petugas Sekuriti
Padang, Sinyalnews.com,- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang Yopi Krislova mengajak seluruh sekolah di daerahnya untuk menjaga siswa didiknya dengan baik. Apalagi di tengah munculnya isu penculikan anak.
“Sekolah diharapkan untuk meningkatkan keamanan,” katanya saat jumpa pers dengan awak media di ruang kerjanya, Rabu (1/2).
Agar keamanan siswa terjamin, Kadisdik mewajibkan seluruh sekolah untuk menyediakan tenaga petugas sekuriti. Apabila di satu sekolah tidak memiliki petugas sekuriti, pihak sekolah wajib mengangkat tenaga sekuriti.
“Jadi nanti dengan adanya tenaga sekuriti, sekolah akan aman, ketika orang tua menjemput anak ke sekolah, sekuriti mengetahuinya,” ujar Yopi Krislova.
Tidak itu, pihak sekolah dan orangtua juga diharapkan untuk dapat lebih menjalin komunikasi yang sangat intens. Komunikasi yang intensif akan terjauh dari penculikan anak.
“Ketika orang tua tidak bisa menjemput anaknya ke sekolah, orangtua harus cepat memberitahu pihak sekolah atau guru,” kata Kadisdikbud.
Lebih jauh dikatakannya, komunikasi yang terjalin baik antara orang tua siswa dengan sekolah, akan dapat memantau siswa saat berada di sekolah. Termasuk ketika jam pulang sekolah. Saat siswa belum dijemput orangtua, guru dan petugas sekuriti sudah mengetahuinya.
Tak hanya itu, pihaknya akan menerjunkan tim untuk mencari tahu penyebab dan data terkait kejadian yang membuat gaduh tersebut
“Kami akan turunkan tim assesmen dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Data Pokok Pendidikan untuk melihat kondisi anak tersebut,”ungkanya.
Ketika disinggung apakah akan ada sanksi atau tindakan tegas, dirinya menyebut hanya akan melakukan pembinaan.
“(Tindakan) pembinaan nanti bagi siswanya,” ujarnya.
Sebelumnya, orang se Kota Padang terkena prank oleh kasus penculikan yang terjadi di Kecamatan Lubuk Begalung. Aksi yang menghebohkan masyarakat pada Senin kemarin, ternyata hanya rekayasa.
Dimana, siswi SD 14 Gurun Laweh, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang mengaku nyaris menjadi korban aksi penculikan saat hendak berangkat sekolah pada Senin (30/1) lalu.
Setelah ditelusuri polisi, ternyata kejadian tersebut adalah bohong atau tidak benar. Anak yang berinisial Z (12), yang merupakan warga Ampalu tersebut merekayasa kejadian penculikan yang dialaminya.
Dia menceritakan bahwa, aksinya tersebut dilakukan lantaran takut masuk sekolah hari itu. Makanya, dia membuat cerita penculikan hingga membuat masyarakat buncah yang ternyata adalah prank.
Orang tua korban bernama Sabrina meminta maaf atas apa yang dilakukan anaknya dan membuat Kota Padang menjadi resah atas ulahnya tersebut.
Dia mengaku dapat informasi dari petugas polisi bahwa anaknya sekarang berada di Polsek Lubeg perihal rekayasa penculikan tersebut.
“Saya minta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat atas apa yang dilakukan oleh anak saya. Apa yang dikatakannya tentang penculikan tersebut adalah bohong,”imbuhnya.